Rabu, 13 Oktober 2010

Arema, Agama Kedua

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) memproduksi film dokumenter “Arema, Agama Kedua” sebagai bentuk pemahaman terhadap masyarakat mengenai film dokumenter dan aplikasi mata kuliah.

“Film yang dibuat mulai Maret hingga Agustus 2010 itu menceritakan sisi lain klub sepak bola asal Malang, Jawa Timur (Jatim), Arema. Cerita mulai dari awal berdirinya Arema hingga menjadi juara Indonesia Super League (ISL) 2010,” kata Line Producer Film “Arema, Agama Kedua” Fajar Junaedi di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, dengan mewawancarai sosok-sosok di balik kesuksesan Arema, seperti pendiri, manajer, orang-orang yang terlibat dalam pendirian Arema, pelatih, pemain, dan dan suporter.
“Selain ingin mengenalkan sisi lain dari film dokumenter, film tersebut juga ingin mengungkapkan sisi lain dari Arema. Menurut data dari Asian Footbal Confederation (AFC) pada musim pertandingan 2009/2010 suporter Arema merupakan suporter paling banyak, dengan rata-rata di setiap pertandingan tandang maupun kandang dipadati sekitar 30 ribu suporter,” katanya.
Ia mengatakan, Arema secara manajemen juga berbeda dengan klub sepak bola lain yang ada di Indonesia. Ketika klub sepak bola lain masih berpegang pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Arema mampu bertahan dengan mandiri.
Hal itu yang kemudian mendorong mahasiswa untuk membuat film dokumenter mengenai Arema. Selain mengaplikasikan ilmu juga ingin mengungkapkan kepada masyarakat mengenai sisi lain dari Arema yang bertahan tanpa APBD.
“Kami berharap seluruh klub sepak bola di Indonesia setelah melihat film dokumenter itu nanti tidak hanya berharap pada APBD dan mampu bertahan secara mandiri,” katanya.
Menurut dia, saat ini kecenderungan dana yang disalurkan kepada klub sepak bola dianggap membebani APBD. Padahal, di luar negeri klub-klub sepak bola mampu bertahan secara mandiri bahkan dapat mendatangkan keuntungan bagi pemilik klub tersebut.
Terkait pemilihan judul film “Arema, Agama Kedua”, ia mengatakan, proses pembuatan film tersebut melalui penelitian. Pada saat riset tampak bahwa masyarakat Malang ketika atribut yang bergambar simbol Arema, yakni singa dirusak mereka akan marah.
“Berdasarkan penelitian itu, akhirnya kami memilih judul tersebut untuk film dokumenter yang kami produksi yang menggambarkan perjalanan klub sepak bola Arema,” katan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar